ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA DIALOG DALAM SERIAL ANIME "NARUTO"
Dani Setiawan1, Dewa Aditama2
Pendidikan Desain Komunikasi Visual, Universitas Indraprasta PGRI
Abstrak
Naruto adalah sebuah serial manga karya Masashi
Kishimoto yang diadaptasi menjadi serial anime. Manga Naruto bercerita seputar
kehidupan tokoh utamanya, Naruto Uzumaki, seorang ninja yang hiperaktif,
periang, dan ambisius yang ingin mewujudkan keinginannya untuk mendapatkan
gelar Hokage, pemimpin dan ninja terkuat di desanya. Menurut cerita, Naruto
adalah seorang ninja dari desa Konoha (Konohagakure), sebuah desa fiktif yang
konon tersembunyi di antara rimbunnya dedaunan hutan. Sejak kecil ia ditinggal
oleh kedua orang tuanya, sehingga ia tidak pernah merasakan bagaimana kasih
sayang orang tua kepada anaknya. Dengan dukungan dari teman-teman dan
guru-gurunya, Naruto tumbuh menjadi pemuda yang ceria, optimis, dan pemberani.
Masashi Kishimoto, pengarang serial manga ini, dikutip dari wawancara terbaru
dari Shonen Jump Amerika mengatakan bahwa kehidupannya seperti Naruto ketika
dia seumuran dengannya. Serial ini didasarkan pada komik one-shot oleh
Kishimoto yang diterbitkan dalam edisi Akamaru Jump pada Agustus 1997. Di
Indonesia, anime Naruto pernah ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi
seperti Trans TV, GTV, dan Indosiar.
Dalam anime ini, terdapat pesan-pesan moral yang
dihadirkan melalui karakter dan alur cerita. Naruto bukan hanya anime hiburan,
tetapi juga mengandung nilai-nilai moral yang kuat tentang kekuatan tekad,
semangat pantang menyerah, persahabatan, dan saling menghargai. Dalam era di
mana banyak orang mengalami tekanan dan kesulitan, Naruto memberikan inspirasi
dan pelajaran berharga tentang bagaimana menjadi pribadi yang kuat dan gigih
dalam mencapai impian. Saat ini banyak remaja yang menonton hiburan hanya untuk
dinikmati saja, tanpa memperhatikan isi dari apa yang mereka tonton, untuk itu
penelitian ini dilakukan agar audiens lebih bisa memahami nilai-nilai yang
terkandung dalam media hiburan yang mereka tonton. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui makna penanda dan petanda pada adegan, dialog dan setting
dalam Anime Naruto. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan jenis
penelitian kualitatif. Berdasarkan analisis teori semiotika Ferdinand De
Saussure, terdapat representasi nilai kemanusiaan, nilai moral dan makna -makna
yang dapat diambil melalui adegan, dialog dan setting pada Naruto. Adapun nilai
moral yang terkandung pada anime Naruto ini adalah (1) pentingnya kepedulian
terhadap sesama (2) memahami penderitaan sesama manusia (3) Pantang menyerah
dan konsisten.
Kata kunci : Semiotika, Hiburan, Nilai, Moral, Naruto
*
Korespondensi Penulis:
E-mail: dani.uwaw04@gmail.com
A Pendahuluan
Sejak
kecil, kita sudah tidak asing dengan hiburan. Hiburan adalah suatu bentuk
kegiatan yang menarik perhatian dan minat penonton atau memberikan kesenangan
dan kesenangan. Ini bisa berupa ide atau tugas, tetapi lebih cenderung menjadi
salah satu kegiatan atau peristiwa yang telah berkembang selama ribuan tahun
khusus untuk tujuan menjaga perhatian audiens. Pada umumnya hiburan dapat
berupa permainan video, musik, film, opera, drama, ataupun berupa permainan
bahkan olahraga. Anime adalah salah satu hiburan yang paling di minati oleh
anak anak bahkan orang dewasa, baik itu di tonton melalui TV atau di
smartphone. Akan tetapi, banyak orang menonton anime hanya sebagai hiburan saja
tanpa memahami makna yang terkandung dalam cerita nya. Belajar tidak harus
melalui buku, kita bisa belajar dari mana saja termasuk dengan menonton anime.
Anime
adalah animasi asal Jepang yang digambar dengan tangan maupun menggunakan
teknologi komputer. Kata anime merupakan singkatan dari animation dalam bahasa
Inggris, yang merujuk pada semua jenis animasi. Di luar Jepang, istilah ini
digunakan secara spesifik untuk menyebutkan segala animasi yang diproduksi di
Jepang. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa anime dapat
diproduksi di luar Jepang. Beberapa ahli berpendapat bahwa anime merupakan
bentuk baru dari orientalisme. Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang
luas adalah Astro Boy karya Ozamu Tezuka pada 1963. Saat ini, anime sudah sangat
berkembang jika dibandingkan dengan anime zaman dahulu, dengan grafis yang
sudah berkembang sampai alur cerita yang lebih menarik dan seru. Masyarakat
Jepang, dari anak-anak hingga orang dewasa, sangat antusias menonton anime dan
membaca manga. Mereka menganggap anime itu bagian dari kehidupan mereka. Hal
ini yang membuat beberapa televisi kabel menjadi terkenal akan beberapa film
kartunnya, seperti Cartoon Network dan Nickelodeon yang mengekspor kartunnya.
Sekarang anime menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan bagi beberapa orang, dan
banyak juga orang yang memanfaatkan hal ini untuk disalahgunakan.
Salah
satu anime yang populer di Indonesia adalah Naruto. Naruto (ナルト) adalah sebuah serial
manga karya Masashi Kishimoto yang diadaptasi menjadi serial anime. Manga
Naruto bercerita seputar kehidupan tokoh utamanya, Naruto Uzumaki, seorang
ninja yang hiperaktif, periang, dan ambisius yang ingin mewujudkan keinginannya
untuk mendapatkan gelar Hokage, pemimpin dan ninja terkuat di desanya. Serial
ini didasarkan pada komik one-shot oleh Kishimoto yang diterbitkan dalam edisi
Akamaru Jump pada Agustus 1997.
Manga
Naruto pertama kali diterbitkan di Jepang oleh Shueisha pada tahun 1999 dalam
edisi ke-43 majalah Shonen Jump. Di Indonesia, manga ini diterbitkan oleh Elex
Media Komputindo. Popularitas dan panjang seri Naruto sendiri (terutama di
Jepang) menyaingi Dragon Ball karya Akira Toriyama, sedangkan serial anime
Naruto, diproduksi oleh Studio Pierrot dan Aniplex, disiarkan secara perdana di
Jepang oleh jaringan TV Tokyo dan juga oleh jaringan televisi satelit khusus
anime, seperti Animax dan stasiun televisi lainnya, pada 3 Oktober 2002 sampai
sekarang. Seri pertama terdiri atas 9 musim dan berlangsung 220 episode. Musim
pertama dari seri kedua mulai ditayangkan pada tanggal 15 Februari 2007. Di
Indonesia sendiri, anime Naruto pernah ditayangkan oleh stasiun televisi Trans
TV pada tahun 2004 hingga 2005, yang kemudian ditayangkan lebih lanjut oleh GTV
sejak tahun 2005 dan sempat ditayangkan di Indosiar untuk musim keempat dan
kelima sampai Naruto Shippuden musim kelima dari tahun 2008 hingga 2009.[2][3]
Selain serial anime, Studio Pierrot telah mengembangkan delapan film untuk seri
dan beberapa original video animation (OVA). Jenis barang dagangan termasuk
novel ringan, permainan video dan koleksi kartu yang dikembangkan oleh beberapa
perusahaan.
Naruto
Shippuden adalah sebuah seri anime yang diadaptasi dari bagian II manga Naruto.
Serial ini disutradarai oleh Hayato Date dan diproduksi oleh Studio Pierrot dan
TV Tokyo. Pada bagian ini, pergerakan organisasi Akatsuki semakin terlihat.
Naruto Shippuden juga telah dibuat versi filmnya dengan judul Naruto Shippuden
The Movie yang dirilis di Jepang pada Agustus 2007. Film ini menceritakan
tentang usaha ninja jahat dalam membangkitkan Mouryou, roh jahat yang telah
dikalahkan 20 tahun yang lalu. Setelah Naruto Shippuden The Movie dirilis,
hadir pula Naruto Shippuden The Movie 2: Bond. Film ini menceritakan serangan
kelompok ninja dari Negara Langit kepada Desa Konoha. Kemudian Naruto Shippuden
The Movie 3: Inheritors of The Will of Fire. Di sini diceritakan Desa Konoha
dituduh sebagai dalang penyebab para ninja dengan Kekkei Genkai menghilang dari
Desa Suna, Desa Kiri, Desa Kumo dan Desa Iwa. Di Indonesia, Naruto Shippuden sempat
ditayangkan di Indosiar dan GTV.
Anime
Naruto telah menjadi salah satu anime terpopuler di dunia dan memiliki banyak
penggemar di seluruh dunia. Dalam anime ini terdapat pesan moral yang kuat
tentang kekuatan tekad, semangat pantang menyerah, persahabatan, dan saling
menghargai. Namun, banyak penggemar yang hanya menonton anime ini untuk
dinikmati saja tanpa memperhatikan isi dari apa yang mereka tonton. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan untuk membahas nilai moral dalam anime Naruto
menggunakan semiotika Ferdinand De Saussure. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pesan-pesan kemanusiaan, nilai moral, dan
makna-makna yang dapat diambil dari adegan, dialog, dan setting dalam anime
Naruto.
B. Metode
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif
digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan detail tentang suatu
fenomena atau objek penelitian. Dalam penelitian bertujuan untuk mencari nilai
nilai kehidupan yang dapat diambil dari karakter pada serial anime “Naruto”,
metode ini dapat membantu menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang makna
yang terkandung dalam suatu dialog interaksi dalam serial anime Naruto
tersebut. Semiotika Ferdinand de Saussure digunakan untuk menganalisis komponen
penanda dan petanda pada beberapa dialog yang diucapkan pada karakter, serta
menafsirkan makna yang terkandung dalam dialog tersebut.
C Hasil
dan Pembahasan
Pada
bagian ini, penulis akan menguraikan lebih detail hasil serta pembahasan dari
hasil analisis dialog dalam serial anime Naruto.
"Jika kau menungguku untuk menyerah, kau akan
menungguku selamanya." - Uzumaki
Naruto
Signifier (penanda) :
Kata yang diucapkan oleh Uzumaki Naruto dibeberapa episode saat semua orang
ragu padanya.
Signified (petanda) :
Naruto yang menunjukan sikap pantang menyerah dan tekad untuk terus berusaha
dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
"Shinobi yang melanggar aturan memang disebut
sampah, tetapi Shinobi yang meninggalkan sahabatnya lebih rendah dari
sampah." - Uchiha Obito
Signifier (penanda) :
Kutipan yang diucapkan oleh Uchiha Obito dalam anime Naruto Shippuden, yang
berjudul "Kakashi Chronicles - A Boy's Life on the Battlefield - Part
1". Pada episode ini, Obito memberikan pelajaran moral kepada Kakashi
tentang nilai persahabatan dan kepercayaan di antara shinobi.
Signified (petanda) :
Uchiha Obito yang menunjukkan dengan tegas bahwa nilai persahabatan dan
kesetiaan sangat penting di antara para shinobi. Bukan hanya kemampuannya saja,
tetapi juga ikatan persahabatan antara shinobi yang lainnya.
"Takdir setiap manusia memang telah ditentukan
sejak mereka lahir, tetapi dengan kerja keras kita dapat mengalahkan
takdir." - Uzumaki Naruto
Signifier (penanda) :
Sebuah ungkapan yang diucapkan oleh Naruto Uzumaki pada anime Naruto Shippuden
dengan judul "Confession". Pada episode ini, Naruto berbicara dengan
Hinata tentang perasaannya terhadap Sakura dan bagaimana ia berusaha untuk
mengubah takdirnya sendiri melalui usaha dan kerja keras.
Signified (petanda) :
Naruto yang memperjuangkan gagasannya bahwa keberhasilan tidak tergantung pada
takdir semata, tetapi juga sangat tergantung pada kerja keras dan upaya yang
dilakukan seseorang.
"Di mana ada cahaya disitu ada
bayang-bayang, dimana ada pemenang disitu ada pecundang." Uchiha Madara
Signifier (penanda) :
kata kata yang diucapkan Uchiha Madara kepada Uchiha Obito, setelah dia
menyelamatkan dan merawat Obito
Signified (petanda) :
Madara mengajarkan konsep dunia yang ia pahami kepada Obito. "Di mana ada
cahaya disitu ada bayang-bayang" cahaya disini melambangkan kebaikan dan
bayang bayang-bayang ini melambangkan kejahatan, yang pada kenyataannya kedua
hal ini tidak bisa dipisahkan. Begitu juga dengan kalimat "dimana ada
pemenang disitu ada pecundang", 2 hal ini tidak bisa dipisahkan, karena
jika ada pihak yang menang, sudah tentu ada pihak yang kalah. Dapat
disimpulkan bahwa kita tidak bisa
menghilangkan kejahatan di dunia ini, karena kebaikan dan kejahatan merupakan 2
sisi yang berbeda pada 1 koin yang sama, Keduanya akan terus ada.
"Jika Anda Tidak Berbagi Rasa Sakit
Seseorang, Anda Tidak Akan Pernah Bisa Memahami Mereka." – Pain
Signifier (penanda) :
kata kata yang diucapkan karakter antagonis bernama Pain kepada Uzumaki Naruto,
saat ia menyerang desa konoha tempat Naruto tinggal.
Signified (petanda) :
kata kata ini merupakan konsep berpikir Pain yang ia yakini. Ia berfikir
Manusia tidak akan bisa benar benar saling memahami, jika tidak mengalami hal
yang sama ataupun rasa sakit yang sama. Pada saat kecil, Pain telah menderita
karena kehilangan orang orang yang ia sayangi akibat perang. Ia tinggal di
daerah yang kecil bernama Desa Amegakure yang menjadi medan perang karena terletak
di tengah tengah Negara-Negara besar yang saling bermusuhan termasuk Desa
konoha. Ia menjadi korban akibat konflik dari Negara-Negara lain. Ia pun membalaskan dendam nya kepada desa
konoha dengan menghancurkan dan membunuh orang-orang di desa itu, agar mereka
merasakan penderitaan yang sama denganya, agar mereka memahami rasa sakit apa
yang di rasakannya. Di kehidupan sehari-hari, kita juga dapat menjumpai hal
yang serupa. Di saat kita menceritakan kesulitan ataupun penderitaan yang kita
alami kepada orang lain, terkadang orang meremehkan hal itu, bahkan mengatakan
kalau kita kurang bersyukur atau justru mulai mengadu nasib dengan apa yang
mereka alami. Karena memang manusia tidak bisa benar-benar saling memahami satu
sama lain jika mereka tidak mengalami hal yang sama. Bahkan pada hal yang sama
atau kejadian yang sama pun manusia merasakan perasaan yang berbeda dan respon
yang berbeda pula.
"Saat kamu disakiti, kamu akan
membenci
Sebaliknya jika kamu menyakiti seseorang,
kamu akan dibenci
Dan kamu juga akan merasa bersalah
Tetapi mengerti akan rasa sakit membuatmu
bersikap lebih baik pada orang lain
Itulah kita manusia
Dengan mengerti rasa sakit, manusia akan
berkembang
Dan dengan mengalami rasa sakit, juga
membantu kita untuk dewasa
Ini tentang kemampuan kita untuk berpikir
dan membuat keputusan kita sendiri"
Jiraiya
Signifier (penanda) :
kata kata yang diucapkan oleh karakter Jiraiya yang berperan sebagai mentor
atau guru dari beberapa karakter termasuk Naruto, kepada salah satu murid nya
bernama Uzumaki Nagato
Signified (petanda) :
Kata kata ini merupakan sebuah nasehat dari Jiraiya kepada murid nya Nagato
yang sedang menangis dan menyesal karena tidak sengaja membunuh orang yang
menyakiti temannya. Nagato melakukan itu karena ia ingin melindungi temannya,
tetapi ia merasa bersalah akan hal itu. Jiraiya sebagai gurunya tidak langsung
mengadili atau menilai tindakan nagato apakah itu salah atau benar, tetapi ia
memberikan nasehat dan menjelaskan hukum sebab-akibat yang berlaku. Ia mengajarkan
bahwa dengan mengerti rasa sakit, manusia akan bisa berkembang. Dewasa adalah
ketika kita mampu berpikir dan membuat suatu keputusan untuk mengetahui dan
untuk merespon rasa sakit lalu membuat jawaban kita sendiri akan rasa sakit
tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis yang peneliti telah bahas, dapat disimpulkan bahwa dialog dan kutipan
yang ditemukan dalam anime “Naruto” mengandung makna yang mendalam bagi setiap
karakter. Dalam kajian semiotika Ferdinand de Saussure, narasi dan kutipan
tersebut dapat dipandang sebagai tanda yang terdiri dari signifier (penanda)
dan signified (petanda), yang saling berkaitan dan membentuk sebuah makna.
Melalui
dialog dan kutipan tersebut, kita dapat memahami nilai-nilai moral yang diusung
dalam cerita Naruto, seperti tekad pantang menyerah dan kepercayaan pada
persahabatan yang kuat. Selain itu, ucapan dari setiap karakter tersebut juga
memperlihatkan bagaimana karakter-karakter dalam anime ini berjuang untuk mengubah
takdir mereka sendiri melalui kerja keras dan usaha yang tak kenal lelah.
Dalam
kajian semiotika, dialog tersebut juga dapat dianggap sebagai representasi dari
tekad, semangat, nilai persahabatan, sikap seorang pejuang, filosofi yang
mereka pegang yang diucapkan oleh karakter didalam anime Naruto tersebut. Oleh
karena itu, kita dapat memahami anime Naruto bukan hanya sebagai hiburan
semata, tetapi bisa menjadi pembelajaran dan representasi sebuah sikap, tekad
dan nilai nilai moral yang dapat kita ambil sisi positif dari nya.
Daftar Pustaka
Hiburan. 2023, Februari 22. Melalui Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Hiburan
Anime. 2023, April 27. Melalui Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Anime
Naruto. 2023, Maret 6. Melalui Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Naruto
Masashi Kishimoto. 2002. Naruto
Masashi Kishimoto. 2007. Naruto Shippuden
Review 20 Jurnal
Jurnal 1
Judul:
Hubungan kontrol diri dan konformitas terhadap perilaku konsumtif remaja
penggemar animasi Jepang (anime) di Denpasar
Object: remaja penggemar animasi Jepang (anime) di Denpasar
Metode/Perspektif: Metode penelitian Variabel
Analisis: regresi berganda
Kesimpulan:
Hasil uji regresi
berganda yang menunjukkan nilai koefisien R sebesar 0,205 serta nilai F hitung
sebesar 2,437 dengan taraf signifikansi 0,092(p>0,05). Hal ini berarti kedua
variabel bebas dianggap tidak memiliki hubungan secara simultan terhadap
variabel terikat. Setelah dilakukan analisis lanjutan dengan uji regresi
sederhana, didapat hasil bahwa konformitas yang memiliki hubungan terhadap
perilaku konsumtif, sedangkan kontrol diri tidak memiliki hubungan terhadap
perilaku konsumtif. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung konformitas
sebesar 4,423 dan signifikansi sebesar 0,038 (p<0,05) serta kontribusi
sebesar 2,9%. Sedangkan nilai F hitung kontrol diri sebesar 0,836 dan
signifikansi sebesar 0,363 (p>0,05).
Berdasarkan penelitian
dan analisis yang telah dilakukan, terdapat hasil bahwa hasil analisis lanjutan
menunjukkan bahwa konformitas secara parsial memiliki hubungan terhadap
perilaku konsumtif remaja penggemar anime, sedangkan kontrol diri secara
parsial tidak memiliki hubungan terhadap perilaku konsumtif remaja penggemar
anime. Remaja penggemar anime di Denpasar memiliki tingkat kontrol diri yang
tinggi dan perilaku konsumtif yang rendah, serta tingkat konformitas yang
sedang.
Jurnal 2
Judul:
Analisis Semiotika Representasi Budaya Jepang Dalam
Film Anime Barakamon
Object: Film Anime Barakamon
Metode/Perspektif: Metode Penelitian kualitatif
Analisis: teori semiotika Roland Barthers.
Kesimpulan:
Berdasarkan
dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis data berupa data
adegan-adegan (scene- scene) dalam film anime
Barakamon dengan menggunakan teori Roland BArthers,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Makna Denotasi Makna
denotasi pada film anime Barakamon terdapat pada symbol atau yang dipresentasikan secara verbal dan non verbal dari
setiap scene pada jalan cerita tokoh utama mengenai budaya-budaya Jepang
yang terdapat di film anime tersebut.
2. Makna Konotasi
Makna konotasi terdapat pada perilaku tokoh dan
komunikasi verbal maupun non verbal antar
tokoh mengenai budaya yang biasanya dilakukan
oleh masyarakat Jepang terutama pada budaya di musim panas.
3. Makna Mitos
Mitos dalam film anime ini dapat dilihat dari
kebudayaan Jepang yang dipengaruhi oleh agama
Shinto. Agama Shinto merupakan ajaran yang
menyembah para dewa-dewa dana segala kekuatan yang ada di alam semesta. Salah satu kebudayaan Jepang dari ajaran
Shinto yang ditampilkan oleh film ini adalah Obon
Matsuri (Festival pulangnya roh para leluhur)
yang dimana pada festival ini diadakan pada musim pada tanggal 15 Agustus selama 5 hari. Tradisi ini
dilakukan untuk menghormati para leluhur
pulang ke rumah ataua ke dunia. Selain itu, pelaksanaan
tradisi ini juga berbeda-beda pada setiah daerah.
Jurnal
3
Judul:
ANALISIS SEMIOTIKA SAUSSURE PADA KARYA POSTER
MAHARANI YANG BERJUDUL “SAVE CHILDREN”
Object: Karya Poster Maharani Yang Berjudul “Save Children”
Metode/Perspektif: Metode Penelitian kualitatif
Analisis: Semiotika Ferdinand De Saussure
Kesimpulan:
Berdasarkan
analisis sistem penandaan yang terdapat pada poster “Save Children” ini dapat
disimpulkan bahwa tanda signifier dan tanda signified
cukup jelas pemaknaannya baik dari sisi pesan visual
atau pesan verbal yang disampaikan. Secara
keseluruhan pemaknaan yang ditangkap dari
poster ini berkaitan dengan kebebasan
anak-anak. Pada usia dini anak-anak memang
harus lebih diperhatikan, terutama yang berkaitan
dengan kebebasan anak itu sendiri. Pada umumnya
anak pada usia dini masih berada pada tahap eksplorasi,
oleh karena itu mereka selalu merasa penasaran
dengan apa yang belum mereka ketahui. Sebagian
besar orang tua masih membatasi kebebasan anak
dalam bermain. Di samping itu, analisis system pendaan berdasarkan teori Saussure pada poster yang berjudul “Save Children” adalah melihat sejauh mana entitas-entitas sebuah tanda yang memiliki hubungan
pemaknaan antara signifier dan signified yang
bermuara pada eksternal reality atau pemaknaan
yang sebenarnya yang berkaitan dengan
kebebasan anak. Melalui proses analisis tanda
berdasarkan teori semiotika Saussure
diharapkan mampu menjadi pemicu bagi sebagian
orang tua untuk memberikan kebebasan kepada
anak mereka sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
Di samping itu, Penggalian informasi yang dilakukan
dalam analisis poster ini memberikan sebuah pemahaman
bagaimana seorang desainer harus jeli dan teliti
dalam menggunakan dan menempatkan tanda-tanda verbal
dan nonverbal di dalam karya posternya.
Jurnal
4
Judul:
PENGGUNAAN SEMIOTIKA DALAM FILM ANIMASI “SINGA DAN
TIKUS” YANG DITUJUKAN UNTUK ANAK-ANAK
Object: Film Animasi “Singa Dan Tikus”
Metode/Perspektif: Metode Penelitian kualitatif
Analisis: konsep Semiotika Triadik oleh Carles Sander Pierce
Kesimpulan:
Dalam
Animasi 2 Dimensi Singa dan Tikus, penggambaran visual karakter dan background
animasi dibuat lebih sederhana, hal ini ditujukan
untuk target anak-anak, agar pesan mudah untuk
dimengerti dan dipahami. Visual yang menarik dapat
menambah ketertarikan anak untuk mau memahami isi
dari animasi. Penggunaan semiotika sudah tepat
dalam animasi Singa dan Tikus, karena menggunakan
tanda yang sederhana dan mudah dimengerti. Hal
tersebut dibuktikan dengan pengkajian melalui
konsep semiotika Sander Pierce. Icon pada
setiap karakter, indeks pada ekspresi
karakter, dan simbol diterapkan dalam aset-aset
pendukung pada background animasi. Dengan
pendekatan semiotika penelitian mampu
memahami makna yang ada didalam animasi Singa dan Tikus. Tampilan yang menarik, dengan pemaknaan tanda yang sederhana diharapkan mampu untuk penyampaian pesan kepada target yang dituju kususnya pada anak.
Jurnal
5
Judul:
Pesan Dakwah dalam Film Animasi Nussa dan Rara Episode 1-5 (Analisis Semiotika
Roland Barthes)
Object: Film Animasi Nussa dan Rara Episode 1-5
Metode/Perspektif: Metode Penelitian kualitatif
Analisis: Semiotika Roland Barthes
Kesimpulan:
Setelah menganalisa dari
setiap episode diatas, dapat dikatakan bahwa film animasi Nussa dan Rara adalah
film animasi yang sangat menarik. Film animasi ini merupakan film yang berisi
pesan dakwah dan merupakan film yang mampu memberi nilai edukasi positif bagi
anak-anak yang gemar menonton film animasi. Sehubungan dengan penelitian ini
yang berjudul “Pesan Dakwah dalam Film Animasi Nussa dan Rara”, dengan
menggunakan analisis semiotika Roland Barthes yang membagi tanda menjadi dua,
yaitu denotasi dan konotasi. Dengan menganalisis pesan dakwah dalam episode 1-5
yang diteliti. Berdasarkan hasil analisis, dapat diambil kesimpulan bahwa
denotasi dan konotasi pesan dakwah dalam film animasi Nussa dan Rara meliputi;
bagaimana adab sebelum tidur yang harus dikerjakan bagi setiap
muslim, memulai segala
sesuatu pekerjaan dengan
membaca basmalah, memberikan
senyum kepada saudara kita karena senyum merupakan sedekah yang paling
mudah, membersihkan lingkungan
sekitar agar tercipta
suasana nyaman danasri,
serta bila adzan sedang
berkumandang jangan berisik
karena adzan adalah
panggilan Allah yang harus
disegerakan. Dari pesan dakwah
inilah yang ingin
ditunjukkan menjadi pengajaran
bagi masyarakat terutama bagi diri sendiri.Dari
uraian diatas didapatkan
beberapa kesimpulan yang
selaras dengan pembahasan penelitian ini yakni:
1.Film animasi biasanya
hanya untuk hiburan semata, namun sekarang sudah ada film animasi yang
mengandung pesan dakwah.
2.Dakwah lebih mudah
disampaikan kepada anak-anak melalui film animasi.
3.Pesan dakwah
yang dikemas dengan
lebih menyenangkan dan
contoh-contoh yang dapat ditemui di
kehidupan nyata membuat
masyarakat nyaman dan
lebih mudah menerima pesan
tersebut.
Jurnal
6
Judul:
EMOSI DASAR DALAM FILM (Studi Analisa Semiotika dalam Film Animasi “Inside Out”)
Object: Film Animasi “Inside Out”
Metode/Perspektif: metode penelitian kualitatif
deskriptif
Analisis: Semiotika Roland Barthes
Kesimpulan:
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan peneliti ditemukan bagaimana
merepresentasikan emosi dasar dalam film animasi
Inside Out. Karakter emosi
dasar seperti joy (kebahagiaan), sadness (kesedihan)
dan disgust (kebencian atau
kejijikan) yang ada dalam film animasi tersebut
memiliki ciri fisik dan berpakaian
yang menggambarkan sosok perempuan. Karakter anger
(kemarahan) dan fear
(ketakutan) memiliki ciri fisik dan cara
berpakaiannya lebih menggambarkan
sosok maskulinitas seorang laki-laki. Laki-laki yang
digambarkan di film animasi
Inside Out ini lebih peduli akan penampilannya dan
fashionable. Saran penelitian
ini adalah harus disadari bahwa konsep perbedaan
representasi emosi bahagia,
sedih, marah, takut dan benci atau jijik dalam film
animasi Inside Out
memberikan pemaknaan yang dilihat dari segi fisik
(penampilan) dan berpakaian
yang menggambarkan karakter emosi. Melihat mitos yang
hampir serupa disetiap
Negara bisa dijadikan keuntungan untuk memaknai
segala hal.
Film perlu diketahui merupakan media massa yang mampu
menjangkau
seluruh dunia, memberikan informasi yang sangat cepat
dan memaknai berbagai
tanda yang terkandung di dalam film. Karena itu film
harus memberikan
pemaknaan-pemaknaan dalam bentuk hiburan yang
mendidik.. Penelitian tentang
film sudah banyak dilakukan peneliti-peneliti
terdahulu dengan menjadikannya
pisau bedah untuk memberikan sedikit kemudahan dalam
melakukan penelitian.
Analisis semiotika begitu luas dan banyak namun bisa
digunakan untuk
pemaknaan dengan apa yang film ingin sampaikan kepada
penonton. Penelitian
tentang makna yang terkandung dalam film juga tidak
hanya menggunakan teori
semiotika namun juga harus menggunakan teori tambahan
untuk lebih
memperjelas penelitian.
Jurnal
7
Judul:
REPRESENTASI SIFAT MANUSIA DALAM KARAKTER ANIMASI
STUDI ANALISIS SEMIOTIKA DALAM FILM ANIMASI “THE
ANGRY BIRDS”
Object: FILM ANIMASI “THE ANGRY BIRDS”
Metode/Perspektif: metode penelitian
kualitatif deskriptif
Analisis: semiotika Roland Barthes
Kesimpulan:
Hasil
penelitan menemukan bagaimana
representasi sifat manusia dalam karakter film
animasi 3D The Angry Birds. Karakter Red
(agresif, pemarah), Chuck (cerdas, tangkas),
Bomb (kalem, menakutkan), Matilda (baik, lemah
lembut) dan Terence (misterius, kuat) yang ada dalam
film The Angry Birds memiliki ciri-ciri bentuk
karakter dan warna berbeda
satu sama lain. Dalam film The Angry Birds, warna-warna tiap karakter memberikan makna tertentu bagi yang melihatnya, namun sifat asli dari karakter bisa saja berbeda. Tidak hanya warna, bentuk tubuh karakter dalam film animasi tidak perlu mengacu pada realita dunia nyata, tidak perlu proporsional, karena yang terpenting adalah supaya karakter tersebut mudah diingat dan melekat di hati para penontonnya.
Jurnal
8
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure sebagai Representasi Nilai
Kemanusiaan dalam Film The Call
Object: Film The Call
Metode/Perspektif: Metode Penelitian Kualitatif
Analisis: Semiotika Ferdinand De Saussure
Kesimpulan:
a. Penanda
Penanda dalam semiotika ini dikemukaan oleh Ferdinand De Saussure dilihat
sebagai bentuk atau wujud
fisik dapat dikenal melalui wujud karya arsitektur. Makna petanda yang dapat
diambil dari tujuh scene yang telah
dianalisis melalui adegan, dialog, dan latar adalah gambaran tentang seorang
operator darurat yang dituntut untuk
bisa menyelamatkan masyarakatnya yang membutuhkan pertolongan dengan segala
macam solusi..
b. Petanda
Petanda dalam semiotika ini dikemukaan oleh Ferdinand De Saussure dilihat
sebagai makna yang terungkap
melalui fungsi dan nilai-nilai yang terkandung di dalam karya arsitektur. Tokoh
seorang pelayan operator darurat
yang memperlihatkan keperdulian, rasa cinta, tolong menolong kepada orang yang
tidak ada hubungan keluarga,
bukan seorang teman akan tetapi bisa berjanji dan menepatinya untuk
menyelamatkan. Inilah yang termasuk nilai
kemanusiaan yang terkandung dikaitkan dengan dialog, adegan, dan latar dalam
film ini.
c. Nilai Kemanusiaan
Berdasarkan analisis semiotika Saussure, terdapat representasi nilai
kemanusiaan yang diproyeksikan melalui
adegan, dialog, dan latar. Adapun nilai kemanusiaan yang tampak pada film The
Call ini adalah :
1) Kepedulian terhadap sesama manusia
2) Rela berkorban demi keselamatan masyarakat
3) Tolong-menolong bekerja sama di tengah kesulitan
4) Menempatkan kepentingan masyarakyat di atas kepentingan pribadi.
Jurnal
9
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure
(Petanda dan Penanda) dalam Tradisi Angngaru pada Suku Makassar
Object: Tradisi Angngaru pada Suku Makassar
Metode/Perspektif: Metode Penelitian Kualitatif
Analisis: berdasarkan kajian Semiotika Ferdinand De Saussure
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil
penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yakni makna-
makna yang terkandung dalam angngaru yakni kita harus bersikap loyal, amanah,
patriot dan bertanggung jawab. Amanat itulah yang tertanam dalam setiap kalimat
angngaru. Menurut narasumber, masyarakat beberapa sulit memaknai petanda atau
penanda yang ada didalam angngaru. Dengan mengetahui petanda dan penanda
dalam angngaru dapat lebih dengan serius jika mempraktikan angngaru. Angngaru
juga memberikan banyak penanda ataupun petanda-petanda kepada tiap-tiap yang
menolaknya.
Jurnal
10
Judul: Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure Makna
Pesan Iklan Rokok A Mild Versi Langkah
Object: Makna Pesan Iklan Rokok A Mild Versi Langkah
Metode/Perspektif: Metode Penelitian Kualitatif
Analisis: Semiotika Ferdinand De Saussure
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil
penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan tujuan
penelitian yakni sebagai berikut :
1. Penanda yang terdapat dalam iklan Rokok A Mild versi Langkah, langkah ini
adalah hasil dari apa yang kita lalui. Hal ini bisa kita ketahui dari beberapa
adegan langah manusia yang beraktifitas dengan ekspresi langkah sangat ringan
dan ia sukai tanpa beban. Ada pula langkah berat, langkah berderap, langkah
sendiri, langkah gak melangkah, langkah melawan arus, langkah penuh dengan
penasaran. Adapun petanda dalam iklan Rokok A Mild Versi Langkah adalah hari
ini adalah langkah yang kita lalui dari berbagai macam langkah yang
ditayangkan. Langah yang ringan digambarkan oleh iklan dengan beberapa adegan
langkah ringan bebrapa pemuda yang menggunakan skateboard dan pria yang terjun kedalam
sungai dengan ceria. Sedangkan dalam langkah berat digambarkan dalam iklan
beberapa adegan dengan langkah yang menaiki tangga, seorang cewek yang memakai
high heel dan beberapa pemuda yang mendorong mobilnya. Dan yang ketiga langkah
mundur yang digambarkan dengan seorang cewek sedang melukis tapi terlihat tidak
berhasil dan seorang pria didalam hutan yang ketakutan. Selanjutnya langkah
yang berderap digambarkan dengan beberapa pria yang berjalan cepat dan seorang
cewek berjalan sendiri dijalan yang gelap. Langkah yang gak melangkah adalah
langkah dimana seorang cewek yang
menunggangi kuda namun berdiri diatas kuda dan seorang pria yang menari dengan
tangan menahan badannya. Langkah yang searus digambarkan adalah seorang pria
yang berselancar dengan arus dilaut. Langkah yang berlawanan arus terlihat
seorang pria yang naik eskalator berlawanan arah turun dengan orang lain.
Sementara ia naik dengan melwati orang yang padat, langkah penuh dengan
pencarian digambarkan dengan beberapa orang yang menjajaki gunung untuk mencapi
tujuan yang meraka capai.
2. Makna pesan yang terkandung dalam iklan Rokok A Mild Versi langkah
adalah :
a. A mild bertujuan untuk mewakili rokok pemula, pemuda, dewasa serta
masyarakat luas, yang sesuai dengan gambar scene dalam iklan seperti langkah
berat dan setiap scenenya diperakan oleh pemuda dan orang dewasa.
b. A mild memiliki tingkatan Tar dan Nikotin lebih rendah dibandingkan rokok
lainnya dan A mild mempunyai rasa menthol yang digemari banyak orang. Seseuai
didalam gambar iklan yang menggambarkan langkah ringan dan langkah sendiri.
c. A mild dalam scene terakhir memberi pilihan Langkah apa kita selanjutnya,
disini A mild menegaskan kepada konsumen bahwa langkah selanjutnya pilihlah A
mild walaupun menemukan berbagai produk rokok lainya, seperti didalam gambar
seorang pria yang menemukan persimpangan jalan, lalu bertanya kemana langkah
kita selanjutnya? Langkah selanjutnya pilih A mild. A mild menggambarkan bahwa
A mild yang terbaik bagi pemuda dan kalangan dewasa.
Jurnal
11
Judul
: Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film Kimetsu No Yaiba “Mugen Train”
Objek
: Film Kimetsu No Yaiba “Mugen Train”
Metode
: Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model semiotika Roland
Barthes.
Analisis
: Menggunakan metode analisis semiotika dengan model semiotika Roland Barthes,
lalu melakukan pengamatan dari hasil objek penelitian untuk mendapatkan data
dari potongan – potongan adegan pada film tersebut sehingga mendapatkan pesan
moral yang disampaikan.
Kesimpulan
: Pesan moral dalam film Kimetsu No Yaiba The Movie Mugen Train bisa dilihat
dari bagian film yang ada dalamnya melalui adegan dan dialog. Peneliti
menemukan tanda-tanda kasih sayang yang ada pada film “Kimetsu No Yaiba The
Mugen Train” pada toko ibu dari Kyojuro berupa kasih sayang orang tua,
persahabatan dalam sosial support, dan membantu orang tua.
Jurnal
12
Judul
: STUDI SEMIOTIKA KARAKTER MONOKUMA PADA ANIME FRANCHISE SERIES “DANGANRONPA”
Objek
: karakter Monokuma pada anime franchise series “DANGANRONPA”
Metode
: Menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Analisis
: Berdasarkan penjabarkan terhadap visualisasi karakter, dialog dan gesture,
Karakter Monokuma, maka ada beberapa point penting yang menjadi dasar analisis
terhadap karakter Monokuma. (1) Ikon karakter Monokuma yang mengambil bentuk
dari sosok beruang. Dalam bahasa Jepang, kata “Kuma” memang diterjemahkan
sebagai binatang beruang. (2) Melalui dialog dan gesture, bahwa sosok Monokuma
melakukan tindakan yang bersifat terror.
Kesimpulan
: Seri “Danganronpa” mampu menampilkan sosok karakter Monokuma sebagai karakter
yang kontradiktif. Tata visual yang lucu tapi memiliki karakter antagonis. Hal
ini diperkuat dengan dialog dan filosofi yang dipegang oleh karakter tersebut.
Jurnal
13
Judul
: ANALISIS KARAKTER PANGERAN BOJJI DALAM ANIME OUSAMA RANKING
Object
: karakter pangeran “Boiji” dalam anime Ousama Ranking
Metode
: Menggunakan metode deskriptif kualitatif
Analisis
: Dengan menguraikan menguraikan lebih detail karakter “Boiji” terhadap
pakaian, serta fisiknya sehingga mendapatkan sebuah makna tanda pada Karakter
Pangeran “Bojji”
Kesimpulan
: Karakter menjadi peran penting dalam sebuah cerita dikarenakan dapat
menghidupkan suasana serta penggambaran, seperti karakter Pangeran Bojji yang
menjadi karakter utama dalam anime Ousama Ranking. Dari visual karakter Bojji
dapat diambil kesimpulan bahwa Pangeran Bojji memiliki tanda bahwa karakter ini
merupakan penggambaran seorang Pangeran atau bangsawan yang berasal dari
transisi antara era medieval dan renaissance. Karakter yang memiliki sifat yang
baik, dan sederhana. Hal ini dapat terlihat melalui fitur muka hingga psikologi
warna.
Jurnal
14
Judul
: MAKNA UNGKAPAN AI (CINTA, 愛)
DALAM ANIME VIOLET EVERGARDEN KARYA AKATSUKI KANA (TINJAUAN SEMIOTIKA C.
S. PIERCE)
Object
: Ungkapan AI (CINTA, 愛)
dalam anime Violet Evergarden karya Akatsuki Kana
Metode
: Menggunakan metode pendekatan kualitatif
Analisis
: Gilbert merasa sedih harus mengikutsertakan Violet kedalam perang, Gilbert
ingin Violet bebas dan menjalani kehidupan seperti gadis biasa. Makna tanda
“Ai” atau cinta dalam representasi ini adalah Gilbert ingin orang yang ia
cintai tidak menderita dan merasakan kebebasan dan tak seharusnya ia menderita
karena perang.
Kesimpulan
: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan mengenai
analisis makna ungkapan cinta dalam anime Violet Evergarden, diperoleh simpulan
sebagai berikut, bahwa dalam anime atau animasi berjudul Violet Evergarden
karya Akatsuki Kana terdapat dialog dan visual atau gambaran pemaknaan cinta
atau ai yang dideskripsikan melalui analisis penggunaan tanda indeks, ikon dan
simbol.
Jurnal
15
Judul
: ANALISIS SEMIOTIKA CHARLES SANDERS PIERCE PESAN MORAL DALAM FILM ANIMASI ATTACK
ON TITAN THE FINAL SEASON
Object
: Film animasi Attack on Titan the Final Season
Metode
: Menggunakan metode pendekatan kritis yang didasarkan pada teori Charles
Sanders Pierce.
Analisis
: Film Animasi Attack on Titan The Final Season merupakan sebuah metafora
Perang Dunia II. Aksi, Misteri, Genosida, Militer, Peperangan adalah tema utama
film animasi Attack on Titan. Kisahnya berfokus pada umat manusia yang harus
bertahan hidup di tengah dominasi makhluk besar dan mengerikan yang dinamakan
Titan.
Kesimpulan
: Film Animasi Attack on Titan The Final Season memiliki nuansa cerita yang
kelam. Dengan adegan kejadian di dalam animasi tersebut, banyak pesan moral
yang dapat kita ambil dari Film Animasi Attack on Titan The Final Season.
Jurnal
16
Judul
: Analisis Semiotika pesan moral dalam film animasi One Piece seri Movie
“STEMPEDE”
Object
: Film animasi One Piece seri Movie “STEMPEDE”
Metode
: Menggunakan metode pendekatan kualitatif
Analisis
: Film animasi One Piece seri MovieE “STEMPEDE” ini mengandung pesan moral yang
banyak dalam kehidupan, yaitu dapat di lihat dari kekompakan dan kepedulian
sesama teman untuk meraih impian bersama-sama. Kemudian hasil dari penelitian
tersebut bisa direpresentasikan menggunakan teori interaksi simbolik dengan
menggunakan metode semiotika Charles Sanders Pierce yang menggunakan sign,
objek, interpretan maka didapatkan hasil yakni pesan moral pada film animasi
One Piece seri MovieE “STEMPEDE”
Kesimpulan
: Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pesan moral yang disampaikan
adalah menekankan kepada penonton untuk saling tolong menolong, kepedulian
antar sesama, bekerja keras, tidak mudah menyerah, dan kekeluargaan. Film ini
juga menyampaikan pesan bahwa kerja sama sangatlah penting dalam suatu kelompok
karena dapat mempermudah untuk mencapai suatu tujuan.
Jurnal
17
Judul
: Analisis Semiotika pesan moral dalam serial anime Naruto The Movie “Road to
Ninja” Karya Masashi Kishimoto
Object
: Serial anime Naruto The Movie “Road to Ninja” Karya Masashi Kishimoto
Metode
: Menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan studi pustaka
Analisis
: Dengan pendekatan teori semiotika Roland Barthes yang menggunakan denotasi,
konotasi dan mitos, sehingga mendapatkan pesan moral psikologis yang
digambarkan dalam “Naruto The Movie Road to Ninja”.
Kesimpulan
: Pesan moral psikologis dalam fil Naruto the Movie ini disampaikan melalui
tokoh-tokoh yang berperan dalam film tersebut, pesan-pesan tersebut tersaji
dalam adegan dan dialog dalam “Naruto The Movie Road to Ninja”.
Jurnal
18
Judul
: Analisis Semiotika pada Iklan OLX.CO.ID “BEKAS JADI BERKAH”
Objek
: Iklan OLX.CO.ID “BEKAS JADI BERKAH”
Metode
: Menggunakan metode pendekatan semiotika dalam mengkaji rumusan masalah.
Analisis
: Dengan mendekonstruksi objek per-adegan dan per-elemen, pada akhirnya dapat
dikemukakan makna-makna lisan yang ingin disampaikan oleh pihak OLX.
Kesimpulan
: Penelitian ini menganalisis bagaimana mendekode makna-makna yang terkandung
di dalam TVC OLX.co.id bertajuk “Bekas Jadi Berkah”. Dengan menggunakan
pendekatan teori Saussure yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified)
juga sinematografi, ditemukan makna nilai kebaikan di tengah masyarakat.
Jurnal
19
Judul
: Analisis Semiotika pada Puisi “Sajak Balsem untuk Gus Mus” Karya Joko Pinurbo
Objek
: Puisi “Sajak Balsem untuk Gus Mus” Karya Joko Pinurbo
Metode
: Menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Analisis
: Pembahasan dalam tulisan ini tidak akan mengulik satu persatu dari kalimat
yang ada dalam puisi tersebut, melainkan hanya diambil sampel sampel yang
paling mewakili dari kepenasaran pembaca terhadap ukiran kalimat Joko Pinurbo
tersebut. Hubungan yang sangat baik yang telah dibangun antardua tokoh
sastrawan tersebut dapat memperkaya kajian yang ada. Sebab penafsiran pembaca
akan menjadi lebih dalam hingga membuka ke latar belakang kehidupan penulis
serta objek dalam tulisannya.
Kesimpulan
: Puisi “Sajak Balsem untuk Gus Mus” karya Joko Pinurbo menunjukkan tanda yang
merepresentasikan sesuatu yang berada di luar karya tersebut. Puisi ini dapat
dibaca sebagai sebuah interpretasi tentang realita yang ada dalam kehidupan
yang digambarkan dengan kata-kata.
Jurnal
20
Judul
: Analisis Semiotika pada iklan rokok CLASS MILD (ACT NOW) Tahun 2013 di
Youtube
Object
: Iklan rokok CLASS MILD (ACT NOW) Tahun 2013
Metode
: Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis semiotika
Ferdinand De Saussure
Analisis
: Dengan menguraikan menguraikan lebih detail hasil serta pembahasan dari hasil
analisis iklan rokok class mild (act now) 2013 yang menujukan kompleksnya
kehidupan modern.
Kesimpulan
: Iklan rokok CLASS MILD (ACT NOW) Tahun 2013 menampilkan peradaban masyarakat
modern yang dirundung kompleksitas permasalahan hidup. Analisis ini dilakukan
dengan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis semiotik
Ferdinand de Saussure. Menggunakan analisis semiotika merupakan langkah yang
tepat untuk menganalisis tanda, simbol, dan bahasa dalam suatu iklan karena
pada dasarnya semiotika memang digunakan untuk mencari tahu makna dari suatu
objek.
Comments
Post a Comment